Persidangan Sinode Tahunan (PST) GPIB 2024

Persidangan Sinode Tahunan (PST) GPIB 2024 akan dilaksanakan di Musyawarah Pelayanan Kalimantan Timur II sebagai tuan rumah

Selasa, Juli 20, 2010

BEPELAS

UPACARA ADAT SAKRAL MALAM BEPELAS (malam I - malam V)
Erau Adat Keraton Kutai Kerta Negara Ing Martadipura


Upacara Adat Malam Bepelas dimulai setelah Kepala Adat mengatur sembah kepada Sri Sultan untuk memulai kegiatan acara Adat Malam yang diwujudkan dalam tari-tarian yang satu dengan lainnya saling berhubungan satu kesatuan arti dalam makna antara lain:

Tarian Dewa Belian memuja Ayu yang bermakna untuk menjaga pohon Ayu dari perbuatan roh-roh jahat yang mengganggu acara Bepelas Sultan, dilanjutkan Tarian Dewa Memanah dengan mengelilingi Tiang Ayu yang bertujuan untuk membersihkan atau mengamankan sekeliling lingkungan baik di bumi maupun diangkasa/khayangan.

Menyisik Lembua Suana adalah dengan meletakkan uang logam atau uang kertas diatas karang Lembu Suana yang ditambak dari beras dengan 37 macam warna dihampar dan dibentuk ujud Lembu Suana diatas Tikar Bentian. Meletakkan uang tersebut terserah kepada yang bersangkutan apakah pada sisiknya, matanya, ekornya, tajinya dan lain-lain yang kesemuanya itu mengandung makna tertentu menurut niat yang meletakkan uang tersebut. Dalam menyisik Lembua Suana yang hadir diharuskan memakai busana warna hitam menurut adatnya.

Kemudian dilaksanakan Tarian Dewa Menurunkan Sangiang Sri Gambuh, Pangeran Seri Ganjur bermakna untuk meminta restu kepada Yang Maha Kuasa, dan dilanjutkan dengan Tarian Beganjur sambil mengitari rebak Ayu yang makna meronda menjaga keamanan.

Selanjutnya Tarian Dewa Memulangkan Ganjur ditampilkan yang melambangkan bahwa keadaan aman dan ditandai dengan Dewa dan Belian mulai membacakan mantra (bememang) di Rebak Ayu, memberitahukan kepada para Kemumulan, Sangiang dan lainnya bahwa Bepelas segera akan dimulai.

Setelah beberapa tarian Sakral dilaksanakan, maka Dewa, Belian, Penyuling, Damar Jujagat serta Aji-Aji Perempuan mengaturi Aji Sultan di dondang (Ratu disembah) akan Erau Bepelas.

Upacara Adat Bepelas memiliki makna untuk memuja sukma dan raga Sultan dari ujung kaki sampai keujung rambut memberi kuasa dan kekuatan sehingga mampu mengembang tanggung jawab sebagai raja untuk memelihara dan menegakkan adat.

Setelah upacara Adat Bepelas dilaksanakan, maka Dewa, Belian dan Suling mengantarkan Aji Sultan kembali ke dalam keraton, dan dilanjutkan dengan Tarian Dewa Besaong Manok, Bekanjar Ketore. Tarian ini menggambarkan kegembiraan bahwa Bepelas Sultan sudah terlaksana serta ditandai dengan mengambil Air Tuli dari tepian mahakam (pelabuhan) di depan keraton.

Kemudian seorang Dewa menuju ke gelanggang dengan mengenakan serudung kuning dan naik ke balai untuk menggoyak rendu (Dewa Menggoyak Rendu) yang kemudian dengan diiringi 2 orang pangkon bini. Dewa menghadap Sri Sultan mengaturi untuk bekanjar (menari) bersama-sama para Pangeran, Raden, Bambang Aji, Tokoh dan Tetuha serta hadirin yang hadir disertai bebuang Kamai (menghamburi) oleh Aji Ratu dan Aji-Aji bini.

Lalu para hadirin ikut serta dalam bekanjar bersama-sama mengelilingi Tiang Ayu dengan arah yang berlawanan Seluang Mudik Betebak Beras.

Pihak Laki berada dalam lingkaran sebelah luar dan pihak bini berada di dalam lingkaran sebelah dalam. Tiap kali belaluan (bepapasan) ditandai dengan saling menebakkan (melempar) beras yang sudah disediakan sambil bersuka ria.

Selanjutnya Dewa menjala yaitu Dewa berjalan perlahan sambil menyeret kain kuning seperti menyeret jala menagkap ikan, diiringi oleh Belian yang menyeret gubang (perahu) kecil terbuat dari kayu melalui Sri Sultan. Para Pangeran, Raden, Bambang serta segenap hadirin, masing-masing meletakkan uang kertas atau uang logam kejala kain kuning atau ke gubang yang diseret oleh Dewa dan Belian tersebut. Hal ini menggambarkan kegotong royongan antara raja dan rakyatnya dan ditutup dengan Belian menjuluk buah bawar yaitu Belian Bememang (membaca mantra) dengan membawa sepotong tongkat kayu dan menjuluk Buah Bawar yakni ketikai dan pisang sebagai tanda Acara Adat Malam Bepelas.

Sabtu, Juli 17, 2010

Hari kedua Lomba Mewarnai








































Hari terakhir (17/7) lomba mewarnai yang diselenggaran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab.Kukar di ruang serba guna Disbudpar berlangsung dengan meriah, banyaknya peserta yang berminat dari orang tua yang mengantarkan anaknya untuk ikut lomba mewarnai.

Drs.H.Fahrodin (Kadis Disbudpar) dalam sambutannya menyampaikan ucapan terima kasih kepada panitia atas terselenggarakannya kegiatan ini, anak-anak harus lebih banyak belajar dan belajar terus sesuai dengan minat dan bakatnya, tumbuhkan daya kreatifitasmu anak-anakku. Beliau menyampaikan bahwa kegiatan ini sudah berlangsung selama lima kali, disampaikan juga kegiatan ini sekaligus untuk mendukung 100 hari program kerja bupati dan wakil bupati yang baru. Fahrodin secara singkat menjelaskan bahwa Disbudpar akan membangun Patung Lembu Swana berdiri.

Sementara Rita Widya Sari (Bupati Kukar) dalam sambutannya menyampaikan, bahwa pesta Adat Erau merupakan kegiatan rutin masyarakat Kutai yang memberdayakan dalam melestarikan budaya kita. Bupati berpesan kepada anak-anak agar dikembangkan seluas-luasnya bakat anak-anak, mari kita sebagai orang tua merlihat kemampuan/bakat anak-anak kita, ini adalah putra-putri terbaik kita, saya berharap agar naka-anak kita ini menjadi anak yang mandiri dan kreatif. Secara resmi loba mewarnai saya nyatakan resmi dibuka.

Setelah resmi dibuka Rita Widya Sari dan HM.Gufron menggoreskan lukisannya diatas kanfas yang telah disediakan panitia.

Para pemenang Lomba Mewarnai
Tingkat SD:
Favorit : Ardelia Jihan (SD Nurul Ilmi) - Rp. 250.000,-
Juara I : Amelia Pawestri (SD Muhammadiyah) - Rp. 1.500.000,-
Juara II : Alifa Nasywa Dhiya (SD 002) - Rp. 1.000.000,-
Juara III : Nazza (SD 009) - Rp. 750.000,-
Hrpn I : Yulinda Kartika (SD 002) - Rp. 500.000,-
Hrpn II : Safira (SD IT Nurul Ilmi) - Rp. 500.000,-
Hrpn III : Acay (SD 002) - Rp. 500.000,-

Tingkat TK :
Favorit : Nadiah (TK RA AS-Salam) - Rp. 250.000,-
Juara I : Sabina Gadis (TK ABA) - Rp. 1.500.000,-
Juara II : Suana (TK Bayangkara) - Rp. 1.000.000,-
Juara III : Riusy Della W (TK RA AS Salam) - Rp. 750.000,-
Hrpn I : Ana Dinda Dewantara (TK Pembina) - Rp. 500.000,-
Hrpn II : Diendha Fahira (TK Pembina) - Rp. 500.000,-
Hrpn III : N. Rizka Amalia - Rp. 500.000,-

Jumat, Juli 16, 2010

Lomba Mewarnai, Menggambar dan Melukis




























Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Kutai Kartanegara menggelar kegiatan lomba mewarnai, menggambar dan melukis tingkat TK, SD dan SMP. Lomba ini bertujuan untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengembangan kemitraan pariwisata dan untuk mensukseskan pesta Erau Adat Pelas 7 Benua yang dilaksanakan di lapangan parkir Kantor Bupati Kukar pada Jumat (16/7), kategori yang dilombakan adalah tingkat SD dan SMP. Peserta dari SD sebanyak 50 orang untuk kategori menggambar dan dari SMP sebanyak 50 orang untuk kategori melukis. Sementara untuk kategori TK dan SD akan diperlombakan pada esok harinya (17/7) dan masing-masing kategori diikuti 50 peserta.

Menurut dewan juri sebanyak 4 orang terdiri dari Eko, Daru, Sabar dan Triatmo menyampaikan bahwa standar penilaian terdiri dari: kerapian, ketepatan tema, komposisi/pewarnaan, kreatifitas diri, dan ketepatan waktu.

Kamis, Juli 15, 2010

ANEKA JAJAK KHAS KUTAI















JAJAK GRATIS



























Pesta Adat Pelas 7 Benua, 11-18 Juli 2010 atau kurang lebih selama 7 hari masyarakat Kutai Kartanegara yang datang menyaksikan perhelatan pesta rakyat ini dimanjakan dengan suguhan Jajak Gratis diatas gubang. Jajak Gratis ini merupakan makanan/kue khas Kutai. Sebanyak 20 jenis jajak dibagikan bagi pengunjung seperti: tumpi, putu labu, onde-onde,apam, roti pisang, elat sapi, kicak, lemper/gogos, getas, putri selat, amparan tatak, golongan ayam, serabai, cincin, bingkak, wajik, pulut soko, dadar gulung, klepon, dan kelompok pisang.

Tujuan dari kegiatan ini selain untuk melestarikan jajak khas kutai tapi juga untuk memperkenalkan kepada khalayak umum makanan khas kutai.

Ketertarikan masyarakat jajak gratis karena dalam pelaksanaannya sekali dalam setahun, cara penyajian yang unik, jajak ditaruh diatas gubang (ces/ketinting) lalu dihelat ketengah sungai, sementara masyarakat sendiri menunggu dipinggir sungai dan melambai memanggil gubangnya. Banyaknya pengunjung yang berdesakan menunggu dipinggir sungai dan ketika gubangnya menepi jajaknya ludes seketika sampai ada yang basah kuyup terjatuh.

Tak lama jajak gratis ini ludes seketika, siapa terlambat tidak kebagian.

BANTUAN SOSIAL



























Disela-sela pelaksanaan Pesta Adat Erau Pelas 7 Benua (Rabu 15 Juli 2010), melalui Dinas Sosial Kab. Kukar memberikan bantuan sosial untuk 100 ribu masyarakat Kukar. Beberapa item pemberian bantuan seperti bantuan warga tidak mampu, veteran dan janda veteran, rehab rumah tidak layak huni, modal usaha Kube keluarga miskin, panti sosial, jaminan soaisla lanjut usia, jaminan sosial eks penyakit kusta, alat-alat sekolah, kube karang teruna, pembinaan penuandang cacat, mebelir PSAA Kukar, dlsb.

Pemberian bantuan ini merupakan kepedulian Bupati Kukar Rita Widya Sari kepada masyarakat Kukar atas terpilihnya beliau sebagai Bupati Kukar dalam program 100 hari Bupati dan Wakil Bupati.

FINAL LOMBA PERAHU NAGA



























Salah satu kegiatan pendukung dalam pelaksanaan pesta rakyat Erau Adat Pelas 7 Benua adalah lomba Perahu Naga. Lomba Perahu Naga ini sangat diminati oleh masyarakat Kukar atau pengunjung yang datang menyaksikan perhelatan pesta rakyat ini, terbukti dengan banyaknya pengunjung yang datang membuat jalan sekitar lokasi diadakannya lomba jadi macet. Dengan dibantu aparat Kepolisian dan Dinas Perhubungan membuat jalan sekiranya macet menjadi lancar.

Drs.H.Fahrodin (Kadis Kebudayaan dan Pariwisata Kukar) beserta dari jajaran kepolisian ikut menyaksikan acara Lomba Perahu Naga pada Rabu 15 Juli 2010. Kategori yang diperlombakan adalah kategori umum dan pelajar 750 mtr.

Teriakan penonton dalam mendukung jagoannya membuat suasana menjadi tegang ketika para peserta lomba mendekati garis finis. Race kategori umum Macan Dahan Kubar A (juara I), kemudian disusul dengan Sama Taka Paser A (juara II), PODSI Tenggarong (juara III) dan masing-masing memperoleh hadiah sebesar Rp.20 jt, Rp.15 jt, Rp.10 jt. Sementara dari kategori pelajar, tuan rumah Kukar yang diwakili oleh SMK YPK Tenggarong (juara I), MAN Kota Bangun B (juara II), MAN Kota Bangun A (juara III), SMA 1 Muara Kaman (juara IV) dan masing-masing memperoleh hadiah sebesar Rp.7,5 jt, Rp.6 jt, Rp. 5 jt, Rp.4 Jt.

Drs.H.Fahrodin (Kadis Budpar) dan mewakili dari Kepolisian menyerahkan hadiah kepada masing-masing pemenang.

PEDAGANG ASONGAN

Perhelatan Pesta Rakyat Erau Adat Pelas 7 benua dari 11-18 Juli 2010 benar-benar menyentuh masyarakat ekonomi menengah kebawah. Hal ini dimanfaatkan oleh pedagang asongan untuk mengais rejeki. Dibawah teriknya matahari dan guyuran hujan pada pedagang asongan ini tidak merasa terganggu dengan datangnya gangguan alam ini, dengan senyum dan keramahannya mereka selalu menawari para penonton yang duduk santai sambil menyaksikan lomba-lomba olah raga tradisional, walaupun mereka tidak membeli tapi pedagang asongan ini tetap melempar senyum.

Senin, Juli 12, 2010

PESTA ERAU ADAT PELAS 7 BENUA resmi dibuka

Setelah selesainya upacara mendirikan Tiang Ayu para rombongan menuju Stadion Madya Tenggarong Seberang sebagai tempat berlangsungnya pembukaan Pesta Erau Adat Pelas 7 Benua. Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Ir.Jero Wacik yang ditunjuk Presiden RI mewakili Pemerintah dalam sambutannya menyampaikan agar Pemkab Kukar dan Kesultanan Kutai Kartanegara selalu menggelar pesta rakyat seperti Erau untuk menarik wisatawan mancanegara dan domestik dan juga untuk meningkatkan pendapatan masyarakat, mari kita sambut pesta erau adat ini dengan gembira, penuh rasa kerukunan dan saling menyayangi sesuai dengan Bhinneka Tunggal Ika.
 
sebelum Jero Wacik menyampaikan sambutannya, Awang Faroek Ishak (Gubernur Kaltim) dalam sambutannya menyampaikan dengan tegas agar seluruh daerah obyek wisata yang ada khususnya Kukar tidak lagi terisolir, desa wisata budaya jalannya harus hotmix, ini dengan tegas disampaikan oleh Gubernur kepada Bupati Kukar. Hal ini sangat penting untuk kenyamanan para pengunjung khususnya wisatawan mancanegara.



















MENDIRIKAN TIANG AYU

MENDIRIKAN AYU
PESTA ERAU ADAT PELAS 7 BENUA  
HAM Solehoeddin II (Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura) Minggu 11 Juli 2010 melaksanakan kegiatan mendirikan Tiang Ayu sebagai pertanda dimulainya Pesta Adat Erau Pelas 7 Benua 2010. Berdirikan Tiang Ayu ini dihadiri oleh kerabat Kesultanan seperti HAM Solehoeddin II, Aji Pangeran Adipati Prabu Anom Surya Adiningrat (Putra Mahkota), Awang Faroek Ishak (Gubernur Kaltim), Farid Wadjdy (Wakgub Kaltim) serta jajarannya, Rita Widya Sari (Bupati Kukar), HM Gufron Yusuf (Wakil Bupati Kukar) beserta unsur Muspikab Kukar, Sulaiman Gafur (mantan Pj Bupati Kukar) dan seluruh pejabat Pemkab Kukar.

Kemudian dilanjutkan pembacaan tentang pemberian gelar kepada Jero Wacik (Menteri Pariwisata) dengan gelar Pangeran Wirata Perana, H.Farid W (Wakil Gubernur Kaltim) dengan gelar Raden Surya Nata Praja, Rita Widya Sari (Bupati Kukar) dengan gelar Raden Among Surawati.

Setelah selesai pembacaan gelar oleh Haji Aji Raden Mohammad Haryanto Bahroel (Menteri Sekretaris Kedaton) para undangan menuju lapangan stadion Madya Tenggarong Seberang sebagai tempat pembukaan acara ERAU Adat pelas 7 Benua 2010.                       tuani sianipar